Ditulis oleh : Winggit Wiguno
(Owner Global Educamp - Bogor dan Koordinator Bidang Keanggotaan DPP AELI Jabar)
Berawal Dari Tidak Takut Untuk di Kritik dan Membuka Diri Apa Adanya.
Pengurus
AELI DPD Jawa Barat sebenarnya sudah sangat sadar akan hal ini. Begitu
DPD AELI Jawa Barat terbentuk, tidak lama kemudian kami membuat beberapa
kali pertemuan internal pengurus. Salah satu langkah yang kami sepakati
waktu itu adalah Program Konsolodasi dan Sosialisasi yang masih
berjalan sampai saat ini. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah
sosialisasi akan keberadaan AELI DPD Jabar dan rekruitment anggota.
Tapi saat itu kami membahas dan menemukan beberpa kendala, salah satu kendala yang cukup merisaukan adalah “ sentiment negative “ pelaku EL kepada AELI. Di akhir diskusi kami sepakat membuat program “ sosialisasi provokatif
“. Kami berpendapat saat itu harus berani membuat gebrakan termasuk
menciptakan komunikasi terbuka untuk segala hal seputar AELI di DPD
Jabar. Kami harus berani membuka komunikasi yang kritis dan pedas
dibacanya. Kami harus berani bahkan mencela diri sendiri ( dalam hal ini
AELI DPD Jabar ) kalau memang apa yang kami lakukan salah atau kurang
pas dimata pelaku EL. Kami harus berani mengakui segala keterbatasan dan
ketidak mampuan kami dan kami juga harus berani bertanya kritis yang
mungkin dampaknya akan menyerang AELI DPD Jabar sendiri.
Itu
kami lakukan melalui media-media yang saat ini memungkinkan dan
terjangkau bagi kami. Melalui jejaring social menjadi pilihan ideal saat
itu dan bahkan sampai saat ini masih dominan dilakukan. Beberapa kali
ada topic-topik panas yang tercipta, bahkan sampai menyerang pada figure
salah satu pengurus di tubuh DPD AELI Jabar. Tapi kami sudah komitmen
agar tetap melakukan komunikasi yang terbuka apa adanya. Dalam setiap
situasi kami coba melakukan evaluasi dan perbaikan-perbaikan walaupun
sifatnya masih kecil dan sederhana. Salah satu contohnya adalah, kami
membuat kebijakan agar tidak membatasi siapapun pengurus DPD Jabar untuk
berkomentar di media-media social yang kami pakai sebagai alat
komunikasi. Kami berkomitmen agar setiap pengurus harus berani bicara
dan bertanggung jawab secara individu sesuai kesepakatan yang kita buat.
Komunikasi di dalam rangka sosialisasi kami atur keluarannya. Ada yang
bertugas benar-benar mengendalikan komunikasi dan informasi resmi dari
organisasi keluar melalui orang tersebut. Sisanya bisa berkomentar baik
secara organisasi atau memposisikan dirinya hanya sebagai pribadi.
Hasilnya
cukup efektif, kami mampu meredam gejolak sentiment negative yang
sebelumnya muncul. Saat ini kami bahkan lebih berani lagi membuat
topic-topik yang bersifat provokatif. Ini semua kami lakukan demi
menjaring informasi dan aspirasi yang akurat dari setiap pelaku EL. Kita
harus tumbuh dan berkembang dengan kesadaran penuh akan siapa kita yang
sebenarnya, seperti apa sebenarnya kita saat ini. Itu penting, agar
kita bisa menentukan akan seperti apa kita harusnya di masa depan nanti
dan merangkul para penggiat EL di Jawa Barat bukan dengan cara meminta,
tapi biarkan mereka datang karena memang mereka tertarik dan suka.
Apa Manfaat AELI Bagi Anggotanya?
“ Proyek saya sudah banyak kok… jadi untuk apa masuk AELI ? “
Enaknya di Jawab apa ?
Di
atas merupakan salah satu postingan resmi dari AELI DPD Jabar di akun
facebook AELI. Kami berharap ada komentar yang apa adanya, gak perlu
direkayasa dan dibuat-buat. Apa adanya saja, sesuai dengan pengetahuan
dan informasi yang memang saat itu dimiliki. Kami ingin tahu apa
sebenarnya yang ada di “ mindset “ para pelaku EL bahkan di anggota
mengenai keberadaan AELI saat ini. Kami benar-benar ingin tahu yang
sebenarnya, agar kami bisa menangkap sejauh mana keseriusan dan harapan
para anggota dan calon anggota mengenai keberadaan AELI. Kami tidak
ingin Organisasi Profesi ini kelak hanya menjadi tempat ajang
sosialisasi saja antar para palaku EL, tanpa bisa mewujudkan peran utama
yang seharusnya bisa dilakukan oleh AELI. Kami tak ingin akhirnya hanya
mengelola organisasi yang minim sekali manfaatnya bagi anggota.
Peran
sebuah organisasi profesi seperti AELI ini sebenarnya memiliki peran
sangat strategis untuk kepentingan anggotanya. Bila kita ingin
mengoptimalkan peran AELI, berikut yang mungkin bisa dilakukan oleh AELI
dalam menjalankan fungsi dan perannya sebagai lembaga asosiasi ;
Pertama : Fungsi Advokasi ( Perlindungan ).
Experiential
Learning sudah menjadi komoditi dan potensi bisnis yang bisa berkembang
bagus kedepannya. Ini sudah bisa terlihat oleh banyak pelaku EL. Hanya
saja kita juga tidak bisa hanya mengandalkan apa yang kita punya saat
ini untuk masa depan. Kita juga tidak bisa berjalan sendiri-sendiri
kelak, sudah perlu disiapkan sebuah wadah organisasi yang bisa
melindungi dan mengarahkan para pelaku EL bila mana diperlukan kelak.
Tentunya usaha ini tidak berjalan selalu baik-baik saja, ada persaingan
dan kepentingan yang mungkin bisa saja menghambat perkembangan dunia
bisnis di bidang EL. Pada saat itu tiba kita harus sudah siap.
AELI
kedepannya harus bisa melakukan fungsi sebagai organisasi yang bisa
membantu dan melindungi anggotanya bilamana diperlukan. Oleh sebab itu
harus ada sistem dan rencana-rencana operasional yang sistematis dan
diputuskan secara kolektif. Banyak aksi dalam ruang lingkup advokasi
ini, kita bisa membangun kerjasama antar sesama pelaku EL dan lintas
sektoral, membangun image dan promosi, menilai dan mengubah kebijakan
yang dianggap perlu diperbaiki demi kepentingan hak-hak anggota,
mengarahkan anggota dari hal-hal yang berbahaya dan merugikan dan
sebagainya.
Mekanisme pelaksanaan advokasi ini harus dibuat secara sistematis. Pelaksanaannya harus jelas dan terukur.
Memiliki batasan waktu dan ruang yang tegas dan berorientasi pada
tindakan. Fokus pada langkah-langkah yang memiliki prosedur atau
norma-norma yang bisa diterima.
Kedua : Wadah Pembinaan dan Pengembangan Profesi.
Anggota
AELI tentunya berharap akan terus berkembang lebih baik dimasa depan.
Perlu ada wadah pembinaan agar bisa berkembang dengan arah yang benar.
AELI bisa menjadi pusat informasi terupdate, sumber informasi narasumber
yang kompeten, sumber pengetahuan dan keterampilan seputar EL, update
informasi perkembangan pasar dan lain-lain. AELI bisa sebagai pusat
edukasi bagi para pelaku EL yang ingin meningkatkan kompetensinya.
Mengeluarkan sertifikasi kompetensi yang bisa diakui oleh para pengguna
jasa EL.
Ketiga : Membentuk Image atau Kewibawaan Profesi EL.
Ini
sangat penting untuk bisa dicapai oleh AELI bila ingin tumbuh menjadi
besar. AELI harus bisa membawa Profesi EL untuk diakui kompetensi dan
regulasinya oleh pasar. AELI harus bisa membawa Organisasi AELI ini
diketahui dan diakui kelembagaannya oleh masyarakat luas. Sehingga
itulah kenapa kelak para pelaku bisnis di bidang EL ini harus menjadi
anggota AELI untuk bisa berkembang baik dalam hal kompetensi profesinya
maupun usahanya.
Tiga fungsi diatas yang saya utarakan adalah
kondisi ideal AELI dimasa depan. Saat ini mungkin kita belum bisa
memfungsikan hal tersebut secara optimal. Terutama pada fungsi AELi yang
ketiga yang sampai saat ini masih diperjuangkan oleh pengurus di
tingkat pusat.
Tapi kita tetap bisa menjalankan fungsi
tersebut seoptimal mungkin yang bisa kita lakukan. Perlu komitmen secara
kolektif pula untuk bisa berjalan ideal. Perlu ada pemahaman persepsi
dan sudut pandang yang sama untuk memulainya. Tapi saya yakin itu bisa
kita lakukan, hanya masalahnya sekarang adalah Mau atau Tidak. Untuk mau
kita harus memulainya denga keterbukaan, mau mendengar dan menghormati
pendapat dan masukan dari berbagai kalangan. Kita pasti tumbuh dewasa.
Salam Satu Jiwa,
disadur dari tautan : https://www.facebook.com/notes/partisan-outbound/aeli-akan-besar-bila-memberi-manfaat-bagi-anggotanya/1450648965172538
sudah mendapatkan izin dari penulisnya