Bang Jaung: Harmonisasi Perkusi Interaktif

Mengemas sebuah sessi pelatihan Indoor kedalam sebuah bungkusan yang menarik namun tetap "mengejar" objektif pelatihan adalah hal yang gampang-gampang susah. Team Building Training yang menjadi spesialisasi saya, telah beberapa kali saya "racik" dalam beberapa inovasi kemasan. Salah satunya adalah melalui kemasan media alat musik perkusi

yang saya lakukan dalam ANZ Learning Fair 2014 yang diselenggarakan pada tanggal 23 - 26 Juni 2014 di ANZ Tower Jakarta.

Metode yang saya kedepankan tetap melalui pada pendekatan experiential learning melalui permainan alat perkusi kolosal yang diikuti oleh kurang lebih 200 orang audiense. Experience Value coba dimunculkan pada rumitnya dinamika yang terjadi pada proses tantangan membuat setiap "tepukan" alat yang dilakukan tiap peserta menjadi harmoni dan saling mengisi satu sama lain. Di akhir sessi yang berdurasi 1 jam ini dilakukan debriefing dan diskusi kecil yang "menjembati" experince value menuju learning point.

Suasana fun dan heboh yang terbentuk sangat membantu terbentuknya antusiasme audiense untuk menggali muatan training tanpa harus terjebak dalam boring trap yang kerapkali muncul dalam sebuah pelatihan kelas. Mau lihat kehebohan yang terjadi ?

<iframe width="560" height="315" src="//www.youtube.com/embed/tn4f9r4kw9k" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

Salam Hangat Dari Bang Jaung

Coba tebak, hal apa yang bikin seneng anak event ? hehehe jawabnya adalah salam dan jabat erat dari kliennya saat usai event yang rampung dengan hasil baik. coba tebak lagi, hal apa yang nikin eneg anak event ? jawabnya, kalah tender !!! wkwkwkwkwk

Menjadi sebuah perkara yang gampang-gampang susah atau susah-susah gampang untuk mendapatkan senyum puas klien yang merasa eventnya tergarap dengan sukses. Meski terkadang sang klien menggunakan tolak ukur berbasis pendekatan asas selera dalam menilai keberhasilan sebuah event, ya paling ndak event sudah berhasil mencapai objective nya....katanya....

Ambillah sampel simpel dari dunia outbound, dunia yang pertama kali mengantar saya menjadi anak event. Outbound (yang sejatinya gak pernah dikenal istilah "outbound" dalam dunia "outbound) di Indonesia sudah rada carut marut. Banyaklah yang menjadi faktor pembentuknya. salah satunya ya asas selera tadi. lah wong hanya dengan fun game durasi 2 jam sudah berani dikategorikan sebagai program team building yang komprehensif. Si kliennya senyum puas pula. Padahal guru-guru "outbound" mengajarkan metode experiential learning yang menjadi basis metode "outbound" memiliki fase-fase dan pakem-pakem dalam programnya. semua serba bisa terukur dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

Tinggal sekarang mana yang mau dikejar ? objective tercapai namun klien hanya senyum datar, atau klien senyum puas namun objective hanya terserempet saja.

ya jawabannya harus dua-duanya donk ah....anak event yang baik harus bisa mengejar dua-duanya. klien senyum puas karena sasarannya tercapai. karena tetap anak event lah yang paham akan dunianya. klien mungkin hanya faham sebatas keinginan dan kebutuhan event kantornya saja. Tetap anak event yang harus faham mengeksekusinya.

Salam & Call me ya. Klik aja https://www.jemari-organizer.com/

Laman

Harmonisasi Perkusi Interaktif

Visitor

Event Organizer Jakarta Terpercaya